but, i have to go again.

 waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, tapi khaella tak kunjung muncul sendari tadi. zio menatap ke arah lantai dengan tatapan kosongnya, hal ini sudah sering terjadi ketika ia merasa bosan. entah kapan khaella akan muncul, zio sudah menunggu kurang lebih dua jam. tadi malam, elzra mengetuk pintu zio dan mengatakan bahwa manager barunya merupakan khaella. elzra bilang, khaella akan tiba besok pagi pukul delapan, namun wanita itu tak kunjung muncul. 


"hey! lihat siapa ini!" seseorang berseru dari jarak yang cukup dekat, suara kencangnya membuat orang - orang yang berada di sekitar memusatkan perhatian kepada dirinya.


"oh, khaella." zio bangkit berdiri dari posisi duduknya, ia merentangkan kedua tangannya dan memeluk sang sahabat. 


"ahh! senangnya bertemu lagi! hihihi, aku tidak bisa membayangkan kita akan bersama terus untuk waktu yang lama." sembari cekikikan dan melompat - lompat kecil, khaella berujar. 


"kurasa aku harus mulai meminum obat penenang kemanapun aku pergi. kau dan alva, sama - sama menjadi pusat perhatian dimanapun kalian berada." kalimat zio membuat khaella tertawa kecil, ia menepuk - nepuk bahu sang sahabat pelan. 


khaella melepaskan pelukannya, "kenapa aku menjadi pusat? aku bukan selebriti seperti istrimu. umm, aku hanya cantik." 


zio menatap sengit ke arah wanita berusia dua puluh dua tahun itu, ia berdecak perlahan ketika sosok itu mengkibas - kibaskan rambutnya perlahan. 


"ahh, kakiku." 


tiba - tiba, khaella mengeluh sakit. zio menatap khaella khawatir, sontak saja pria itu merangkul sang sahabat dan membantunya duduk di kursi. 


"kakimu belum sembuh total, mengapa nekat ke sini?" tanya zio, ekspresinya mengatakan bahwa pria itu cukup marah. 


"aku baik - baik saja. ingat saat kau datang ke indonesia? saat itu aku sudah bisa berdiri dan melangkah, namun aku sengaja duduk di kursi roda agar kau tidak tau." 


zio mengangguk - angguk perlahan, "terserah saja." ia tidak ingin berbincang lebih lama dengan wanita itu. 


"lalu apa rencana kita? kita akan  langsung terbang ke paris?" khaella tersenyum antusias. 


"sebaiknya kau pamit ke istriku dulu, katakan bahwa aku tidak menyukai orang yang lebih muda, aku hanya menyukai orang yang lebih tua." 


"kau takkan mengatakannya langsung? ayolah, kau bisa menghubunginya lewat ponsel." khaella memasang wajah kesal.


zio menggeleng perlahan, "aku tak berpikir kami harus bertukar sapa, dia sedang marah." 


khaella mendengus kesal, "lagi pula, aku juga tidak menyukaimu, aku menyukai orang baik, bukan sang penggila harta." tatapan tajam ia lempar kepada zio.


zio menanggapinya dengan senyuman kecil, senyuman yang terpaksa ia pasang sebagai tanda terimakasih. 


"oh, ya! bawakan juga koperku, tertinggal di kamar."


"KAU HARUS MENGAMBILNYA SENDIRI! AKU AKAN MENGUNDURKAN DIRI HARI INI JUGA!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

chill infront eiffel tower.