Postingan

chill infront eiffel tower.

 "kau jadi mengundurkan diri?" zio menyodorkan segelas kopi kepada khaella.  "hanya candaan, bung." tanpa menatap ke arah zio, khaella menjawab.  kedua pasang mata itu tidak lagi saling menatap tajam satu sama lain seperti kemarin pagi, kini mata - mata itu sibuk menatap pemandangan yang ada di hadapan mereka. sebuah menara besar dengan cahaya di sekelilingnya, menara eiffel. mereka sudah tiba di tempat ini, kota yang menjadi tujuan utama para wisatawan, kota paris.  "ngomong - ngomong, kenapa alva marah kepadamu?" khaella menatap zio sekilas. "mantan istriku, kazella. aku tak berpikir dia akan mengarang cerita sebaik itu. apa dia sekarang seorang aktris? atau seorang penulis naskah?"  "dia bahkan bukan lagi model yang baik, aku menontonnya dan gaya berjalannya menjadi hancur." jawab khaella, dari ekspresinya tampak begitu banyak kebencian.  zio menatap khaella, topik ini mulai menjadi seru seiring berjalannya waktu.  "kau mantan m...

but, i have to go again.

 waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, tapi khaella tak kunjung muncul sendari tadi. zio menatap ke arah lantai dengan tatapan kosongnya, hal ini sudah sering terjadi ketika ia merasa bosan. entah kapan khaella akan muncul, zio sudah menunggu kurang lebih dua jam. tadi malam, elzra mengetuk pintu zio dan mengatakan bahwa manager barunya merupakan khaella. elzra bilang, khaella akan tiba besok pagi pukul delapan, namun wanita itu tak kunjung muncul.  "hey! lihat siapa ini!" seseorang berseru dari jarak yang cukup dekat, suara kencangnya membuat orang - orang yang berada di sekitar memusatkan perhatian kepada dirinya. "oh, khaella." zio bangkit berdiri dari posisi duduknya, ia merentangkan kedua tangannya dan memeluk sang sahabat.  "ahh! senangnya bertemu lagi! hihihi, aku tidak bisa membayangkan kita akan bersama terus untuk waktu yang lama." sembari cekikikan dan melompat - lompat kecil, khaella berujar.  "kurasa aku harus mulai meminum obat pen...

just comeback.

 Youngzy berdiri dari posisi duduknya, wanita itu berjalan menuju pintu yang sendari tadi diketuk ringan oleh seseorang yang berada di luar.  "zio? harusnya besok baru tiba," youngzy menatap zio heran.  "alva juga baru tiba tiga jam yang lalu." wanita itu mengalihkan pendangannya ke arah alva yang sedang duduk di sofa sembari memakan sereal.  "kalian pulang terpisah? bertengkar?" rio yang sedang duduk di samping alva mengeluarkan suaranya.  zio menatap rio tajam, namun pria tinggi itu tidak dapat melakukan apapun ketika dirinya merasa panas dengan tingkah laku sang kakak yang tampak sedang 'mendekatkan diri' dengan pasangannya.  rio terkekeh kecil begitu menyadari bahwa sang adik menatapnya dengan tatapan elang itu, pria itu  mulai merangkul alva dengan tangan sebelah kanannya, "kalian pasti tidak bisa tidur bersama jika sedang bertengkar, biarkan alva tidur di kamarku dan kalian berdua tidur bersama." zio semakin menajamkan tatapannya, i...

truth or lie? (2)

 "you're so good at acting." zio menyella.  ( kau sangat baik dalam hal akting. ) "he ruined my life, he will ruin your life soon too. he has destroyed many people's lives, he even made his best friend unable to walk. he's a monster! do you know why he married you? because he wanted to get his father's attention. he did whatever his father asked him to do, he married me for popularity and then left me when I was not popular. he will leave you too, as he left me." isak tangisan kazella mulai terdengar, membuat alva semakin bingung.  ( dia menghancurkan hidupku, dia akan segera menghancurkan hidupmu juga. dia sudah menghancurkan banyak kehidupan orang, dia bahkan membuat sahabatnya tidak bisa berjalan. dia adalah monster! kau tau kenapa dia menikahimu? karna dia ingin mencari perhatian ayahnya. dia melakukan apapun yang ayahnya perintahkan, dia menikahiku untuk kepopularitasan dan meninggalkanku ketika aku sudah tidak populer. dia juga akan meninggalka...

truth or lie? (1)

 "sorry, fashion week is over. you should wait for the next fashion week." alva tersenyum ramah terhadap seorang gadis di hadapannya. ( maaf, fashion week sudah berakhir. anda harus menunggu untuk fashion week selanjutnya. ) gadis itu tak menghiraukan alva,  ia berjalan lurus melewati alva dan berhenti tepat di depan zio yang sedang mengetik dengan laptopnya. "long time no see." ia tersenyum kepada zio.  ( lama tak berjumpa. ) zio mendongak guna menatap sang lawan bicara yang sedang berdiri, pemuda itu bangkit berdiri. gadis dengan rambut hitam itu tampak tersenyum tipis kepada zio.  "sorry, but the fashion week is over, please get out." zio mencengkram bahu gadis itu kasar, kemudian menariknya menuju pojok ruangan.  ( maaf, tapi fashion weeknya sudah berakhir, tolong pergi.) "why? i just want to greet my ex-husband, is it wrong?" gadis itu tersenyum miring.  ( kenapa? aku hanya ingin menyapa mantan suamiku, apakah itu salah? ) "apa ada masa...

3AM again, but in spain.

alarm berdering kencang, membuat sepasang mata sipit itu terbuka dengan terpaksa. pemuda itu menatap kesal ke arah ponsel yang berada tak jauh dari tempat tidurnya, ia berdiri dan menggerak - gerakkan tubuh sang pemuda yang sedang tertidur di sebuah kasur yang berada tepat di samping kasur tempat dirinya tidur. "bangun, alarm sudah berbunyi." suaranya sangat pelan dan lemah, namun dapat membuat pemuda yang tertidur itu terbangun dari dunia tidak sadarnya.  "aku baru tau ada alarm seberisik itu, nat." alva mendengus di akhir kalimatnya. zio terkekeh kecil, ia menatap alva dengan tatapan sayu. "aku juga baru tau ada malaikat di bumi." pemuda itu menggosok - gosok matanya perlahan, guna menjernihkan penglihatannya.  "mana?" alva menatap zio dengan penasaran, sepasang mata sipit itu berubah menjadi sepasang bola besar. "lihatlah ini, kau begitu jelek dipagi hari. pergilah menatap cermin dan cuci wajahmu." suara berat milik zio menjadi domin...